Kamis, 17 Maret 2011

100 hari

100 Hari ..

Aku dan Rivan telah bersahabat sejak kami sama-sama duduk dibangku kelas dua sekolah dasar . Semua masa telah kami lalui bersama . Masa kecil , masa-masa menghadapi Ujian Nasional SD , masa-masa cinta diSMP , masa kelulusan sewaktu SMP , sampai kami bisa merasakan bagaimana menjadi seorang siswa SMA .Masa-masa bahagia karna setiap waktu kami lalui bersama , juga masa-masa sedih saat kami harus menolak cinta . Menolak Cinta ? Iya menolak cinta , karna setiap cinta yang datang kepada kami , selalu berusaha untuk menghancurkan persahabatan kami berdua . Cinta yang datang kepada kami selalu bilang “ Jauhilan Rivan , Nay “ kalau tidak “ Jauhi Naya , sekarang kamu millikku , Van !” . Dari kata-kata itu  , aku dan Rivan selalu memilih untuk tidak menjalani hubungan pacaran yang bisa merusak persahabatan yang telah terjalin cukup lama diantara kami .
Suatu sore aku dan Rivan duduk ditaman sekolah setelah selesai menjalani kegiatan masing-masing
”Van . sampai usia kita 17tahun kita belum sama sekali merasakan gimana pacaran itu .”kataku pada Rivan yang terlihat kelelahan sehabis latihan voli .
”Kalau aku , aku belum menemukan yang terbaik . Semua cewek yang mendekatiku dan hampir menjadi pacarku , mereka selaulu berusaha menjauhkan kita san mau kita nggak sahabatan lagi . Dan aku nggak bisa untuk itu .” sahut Rivan tegas
”Iya juga ya . Aku juga sebaliknya , cowok-cowok yang mendekatiku juga berusaha menjauhkan kita ” kataku lagi .
”Gimana kalu kita coba pacaran ? Bukan p-acaran sungguhan , tapi kita rasakan bagaimana sih pacaran itu. Gimana ?” tanya Rivan takut-takut .
”Aku nggak ngerti Van?” kataku bingung .
Rivan menghela nafas .” Gino loh , Nay.Kita berstatus pacaran . Tapi kita cunab melakukan hal-hal dalam pacaran . Seperti , nonton , makan bareng , nge-date , dan lainnya . Tapi jangan sampai diantara kita timbul rasa apapun . Berjanjilah.” jelas Rivan,lalu mengacungkan jari kelingkingnya .
”Iya , aku mau . Dan aku berjanji ,” balasku lalu merauh kelingking Rivan.

###$$$###

Berita aku dan Rivan pacaran sudah menyebar disekolahku . Ternyata begini rasanya pacaran . Setelah beberapa hari , setelah obrolan kami waktu itu . Aku dan Rivan seperti menjadi sepasang kekasih beneran . Haha,Silly ! Rivan selalu ada untukku . Dia menjemput dan mengantarkanku pulang sekolah , mengajakku jalan seperti hal yang wajar dalam pacaran  dan mendengarkan puisi-puisi yang selalu dipersembahkan Rivan untukku .
”Naya !” seru Irfan memanggilku .
”Hei , Van .” balasku lalu melangkah mendekatinya yang sedang berdiri didepan kelas .
”Cie cie  pasangan baru nih .” goda Tristan teman sekelasku dan Rivan .
“Apa deh lo ? Noraaaaak .” sahut Rivan terkikik .
”Soalnya selama ini baru Naya yang jadi pacar lo dari sekian banyak cewek yang berusah menarik perhatian lo .”kata Tristan mulai serius .
Rivan tersenyum . ”Hati gue cuman milih Naya dari sekian banyak cewek itu.”
Aku merasakan pipiku memerah mendengar kata-kata Rivan barusan . Rasa senang tiba-tiba kurasakan dibatinku . Tapi secepat mungkin aku menetralkan perasaanku , karna aku yakin kata-kata itu hanya lelucon Rivan.
”Van , Tan . Gue kekelas dulu ya , bye.” kataku lalu cepat-cepat masuk kedalam kelas .
Sekuat apapun aku menyangkal perasaanku pada Rivan , aku tetap tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku memang mulai mempunyai rasa pada Rivan . Perhatian yang diberi Rivan lebih dari biasanya padaku , membuatku mulai menyukainya .
###$$$###

Hari serasa berjalan begitu cepat . Dan rasa sukaku pada Irfan semakin menjadi-jadi . Tapi bagaimanapun , aku tetap berusaha untuk menutupi rasa ini , karna teringat akan janji untuk menjalani hubungan ini tenpa rasa apapun .
”Hei , Nay . Kok melamun ?” tanya Raya , sahabat sekaligus teman sebangkuku itu .
”Eh.”aku bingung harus berkata apa .”Nggak kenapa-kenapa kok Ray . ”
Raya menyipitkan matanya . ” Jujur aja lagi Nay . Gue bisa ngerasa lo nyembunyiin sesuatu kan f\dari gue >”
Aku menghela nafas .” Tapi please , ini rahasia kita berdua ya . ”
”Lo percaya gue kan ?”
”Iya Ray,” aku berdehem sejenak .” Sebenaranya selama ini gue nggak beneran pacaran sama Rivan . Gue sama dia cuman mau ngerasain gimana sih pacaran itu . Selama 100 hari . Dan selama 100 hari itu , gue dan Rivan nggak boleh punya rasa sama sekali . Dan dengan bodohya , gue malah suka sama Rivan .”
Raya terlihat kaget mendengar penjelasanku .
”Jadi selama ini lo sama dia ng—“
“Iya , semuanya cuman pura-pura.”kataku cepat-cepat .
Raya menggeleng . ” Gimana kalo semuanya tau ?”
”Justru itu gue minta lo ngerahasiain ini . Lo mau kan .”
“I promise .”
“Thank’s Ray . Udah mau nyimpen rahasia gue dan dengerin curhatan hati gue . “
“Itu gunanya sahabat kan . “
Aku tersenyum lalu memeluk Raya sepenuh hati karma beruntung memiliki8 sahabat sepertinya .

###$$$###

Hari ini, hari ke 100 hubunganku dengan rifan. Dan aku memutuskan untuk mengutarakan perasaanku padanya.
Sore ini rifan mengajakku jalan-jalan. Katanuya sih mau ngasih kejutan, entah itu apa. Rifan, dia mengajarkanku banyak hal.Bagaimana pacaran itu . Darinya aku belajar arti pacaran dan mempunyai seorang kekasih itu apa . Pacaran yang diajarkan oleh Rifan bukan hanya smsan , telfonan , jalan bareng , nonton bareng  . Rapi pacaran itu saling mengisi satu sama lain , mengerti kekurangan satu sama lain , berbagi waktu , dan masih banyak lagi .
”Nay !” teriak Rifan dari depan pagar rumahku .
“Oh , hei .” sahutku lalu berjalan menghampirinya .
Rifan tersenyum lebar sampai semua gigi depannya terlihat .”Hari ini , hari pertama dalam hidupku .”
”Maksudmu ?” tanyaku bingung .
”Lihat saja nanti . ” jawabnya tanpa menatap mataku .
Kami berjalan menelusuri jalan setapak komplek rumahku . Sepanjang perjalanan , kami hanya diam . Hari ini Rifan terlihat beda dari biasanya. Wajahnya bersih sekali , tubuhnya lebih wangi , dan dia terlihat tampan .
”Sampai sudah .” seru Rivan.
Rivan mengjakku duduk disebuah bangku tepat berhadapan dengan sebuah kolam ikan kecil . Lagi-lagi dia berbeda dari biasanya , Rivan menggenggam tanganku erat .
”Rifan , gue pengen ice cream . “kataku manja .
“Yaudah kamu tunggu disini , aku beliin .” ujar Rifan lalu beranjak dari duduknya .           “Fan,” cegahku .
“Apa ?” tanyanya .
“Jangan lama . “ sahutku .
“Iya.”
Tiba-tiba hatiku merasa tidak ebak sekali , aku merasa ada sesuatu yang akan terjadi pada Rifan . Tapi senyumannya tadi meyakinkanku , bahwa tidak akan terjadi apa-apa padanya .
1 jam...
2 jam...
3 jam...
Pukul 08.30
Rifan belum datang juga . Dia kemana ? Kenapa dia tega meninggalkanku sendiri disini? Sebenarnya sekelilingku masih ada beberapa orang . Tapi tetap saja aku merasa sendiri karna hanya Rifan yang kukenal , tapi sekarang dia nggak ada . Akhirnya kuputuskan untuk mencari Rifan ketempat-tempat penjual ice cream disekitar taman . Dari beberapa penjual ice cream yang kutemui , aku tidak juga menemukan dia . Sampai kutemukan satu penjual ice cream lagi .
”Permisi mas , lihat cowok pake baju biru , celana jeans , rambutnya tebal ikal , dan tingginya kira-kira 180-an ?” tanyaku pada penjual ice cream dihadapanku .
”Wah saya lupa mba , tadi banyak banget yang lewat sini . Tapi pake baju biru...”penjual ice cream itu menerawang .”Sepertinya koraban tabrak lari sore tadi deh mba .”
Deg . Kata-kata itu tepat mengenai sasaran . Jantungku terasa dihunjam benda tajam . Airmataku menetes begitu saja .
”Coba saja mba cari diRumah Sakit Adhidarma . Korban itu dibawa kesana .” kata penjual es itu lagi .
Ranpa berkata-kata lagi aku segera barlari mencari taxi , Tapi kalau sudah jam segini , sulit untuk menemukan taxi diwilayah ini . Jadi kuputuskan untuk berlari saja , kebetulan jarakj rumah sakit dari taman tidak terlalu jauh .
Dengan nafas tersengal-sengal aku segera menuju ruang informasi Rumah Sakit setelah sampai .
”Maaf sus,apa dirumah ini ada seorang laki-laki korban tabrak lari tadi sore?” tanyaku pada seorang suster yang sedang bertugas .
”Tunggu sebentar ya cari dulu ,” kata suster itu sambil membuka lembar demi lembar sebuah buku .”Iya ada , masih diruang UGD kok . Dari sini anda lurus saja lalu belok kiri . ”
”Makasih sus , ”
Jantungku berdebar saat langakah demi langkah kulalui . Aku berlari menelusuri lorong Rumah Sakit . Setelah mengikuti petunjuk seorang suster tadi , aku akhirnya sampai didepan ruang UGD . Perlahan kubuka pintu UGD ragu ragu .
“Maaf anda siapa ?” tanya seorang suster ramah .
Aku hanya diam sambil terus melangkah lebih dalam lagi .
”Ri..Rifan ?” kataku terkejut .
”Anda mengenalnya ?” seorang dokter melangkah kearahku .
”Iya , ” sahutku . ”Bagaimana keadannya , Dok ?”
”Kami sudah berusaha menelamatkannya . Tapi Tuhanlah yang berkehendak .”
”...”
”Dia meninggal .” lanjut dokter itu ./
Tubuhku melemas , lalu jatuh terduduk . Tangisku pecah . Penyesalan kini menyelimuti batinku . Kalau saja tadi aku nggak minta Rifan untuk membelikanku ice cream . Pasti aku nggak akan kehilangan dia ..
”Ini , orang yang mengantarkannya kesini menemukan ini dikantong celananya .”Dokter itu menyodorkan sebuah dompet yang aku tahu itu milik Rifan . Dan sebuah amplop berwarna biru langit .
Dengan rasa penasaran dengan isi amplop yang ada digenggamanku . Aku membuka amplop itu perlahan dan mulai membaca sebuah surat didalamnya .
Naya Anggraini Priani
Ini hari keseeratus kita saling membagi cinta . Dan dihari keseratus ini aku ingin kamu tau perasaanku yang sesungguhnya .
Selama delapan tahun kita ngelakuin semuanya bareng , dan bagiku , itu waktu yang lebih dari cukup buat aku tau siapa Naya sebenarnya . Nay , alasan selama ini aku menghindar dari cewek cewek disekolah bukan karna takut persahabatan kita renggang , tapi karna.....hanya kamu yang aku suka dan hanya kamu yang aku mau jadikan seorang kekasih .
Seratus hari aku menganggapmu benar-benar menjadi kekasihku . Aku memang melanggar janji kita untuk nggak milikin rasa sedikitpun kekamu . Tapi sebelum janji itu terucap , aku memang sudah suka sama kamu dan aku cinta sama kamu .
Naya sahabatku , kamu maukan jadi pacar sungguhanku ? Dan kalau bisa kamu mau kan jadi pendamping hidupku semanya ? Balas lewat sms !

Love
Rifan J




Tangisku pecah begitu saja . Aku segera mengeluarkan handphone dari saku celanaku dan mengirimkan sms untuk Rifan .
Fan , gue mau jadi pacar lo , gue mau jadi milik lo selamanya !
Send To :My love Rifan 085813377669
Sending...

Drrrt .. drrt .. drrt ..handphone Rifan bergetar.
Oh Tuhan , kenapa kau membiarkannya pergi sebelum tau bagaimana perasaanku sebenarnya ?
Aku berdiri menghampiri jasad Rifan dengan badan bergetar . Tubuh Rifan kaku dan wajahnya pucat sekali . Kusentuh pipinya yang dingin . Dalam tangis aku menatap wajahnya sepenuh hati . Penyesalan selalu datang terlambat .
”Aku mencintaimu Rifan Ghino Tanaya !”
Jangan sampai kita menyimpan kata-kata cinta kepada orang yang tersayang . Hingga dia meninggal dunia dan akhirnya , kita terpaksa mencatat kata-kata cinta itu pada pusarannya . (mario teguh – golden ways )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar